Pendahuluan
“Words can be like X-rays if you use them properly.”
— Aldous Huxley
Sudah bikin konten, ngiklan, dan pasang link, tapi gak banyak yang nge-klik atau beli? Bisa jadi masalahnya ada di Call to Action (CTA) kamu. CTA itu bukan sekadar tulisan “klik di sini” atau “lihat selengkapnya”, tapi penentu apakah audiens, akan ambil tindakan, atau cuma scroll lewat.
Artikel ini akan bantu kamu menyusun CTA yang efektif, dengan gaya yang bisa langsung diterapkan, apalagi buat pemula, dan pelaku UMKM, yang harus pintar mainkan kata. Yuk, kita bongkar cara bikin CTA yang klik-able, dan bisa bantu naikin konversi!
CTA Itu Apa dan Kenapa Penting Banget?
CTA atau Call to Action, adalah ajakan langsung kepada audiens, untuk melakukan tindakan tertentu. Misalnya:
- Klik link
- Daftar newsletter
- Beli produk
- DM via WhatsApp
Analogi sederhananya: Call to Action itu seperti pelayan toko. Kalau dia cuma berdiri dan senyum, pengunjung bisa bingung. Tapi kalau dia bilang, “Mau coba produk best seller kami, Kak?” maka kemungkinan besar, kamu akan tertarik.
Tanpa Call to Action, audiens gak tahu apa langkah selanjutnya. Dan dalam dunia digital yang serba cepat, kalau gak diarahkan, ya mereka pergi.
Kesalahan Umum yang Bikin CTA Gak Efektif
Banyak yang sudah pakai Call to Action, tapi sayangnya…:
- Terlalu umum dan hambar:
“Klik di sini”, “Submit”, “Selengkapnya”. Gak jelas manfaat atau urgensinya. - Gak jelas ngajak ngapain:
Audiens bingung, ini mau beli, daftar, atau baca aja? - Gak sesuai konteks platform:
Call to Action di WhatsApp, butuh pendek dan langsung. Di website, harus lebih visual dan strategis. - Penempatan CTA salah:
Call to Action diselipin di bagian bawah banget, atau bentuknya nyaru, dan gak mencolok.
Unsur Psikologi di Balik CTA yang Menggoda
Call to Action yang efektif, seringkali memanfaatkan elemen psikologi:
- Gunakan kata kerja aktif:
“Pelajari”, “Download”, “Coba”, “Dapatkan” - Tambahkan urgensi atau keterbatasan:
“Hari Ini Saja”, “Cuma 50 Slot”, “Promo Akhir Pekan” - Tonjolkan manfaat atau hasil:
“Pelajari cara naikkan followers 3x lebih cepat”
bukan cuma “Pelajari lebih lanjut” - Gunakan angka spesifik:
“Daftar sekarang dan hemat 20%” terasa lebih konkret daripada “Hemat besar”
Contoh CTA yang Bisa Langsung Kamu Coba (10 Kalimat)
Dibagi berdasarkan tujuan:
- Edukasi:
- “Pelajari Cara Bikin Konten Reels dalam 5 Menit”
- “Lihat Video Tutorial Lengkapnya Sekarang”
- Bangun Leads:
- “Download Checklist Konten Instagram Gratis”
- “Dapatkan eBook Panduan Usaha dari Nol”
- Penjualan Langsung:
- “Pesan Sekarang – Khusus 50 Orang Pertama”
- “Diskon 25% Berakhir Hari Ini!”
- WhatsApp:
- “Tanya Produk via WA Sekarang”
- “Lihat Katalog Lengkap di WhatsApp”
- Instagram Bio / Story:
- “Cek Link di Bio Buat Katalog Terbaru”
- “Geser ke Atas dan Coba Gratis!”
Call to Action Terbaik di Setiap Platform: IG, WA, Website, Threads
Instagram:
- Call to Action di bio dan story, wajib singkat dan jelas.
Contoh: “Cek link bio buat download template-nya.” - Gunakan stiker di story: “Tanya di sini”, “Geser sekarang”
WhatsApp:
- Call to Action-nya langsung, tanpa banyak basa-basi.
Contoh: “Klik untuk tanya stok”, “Pesan hampers sekarang”
Website:
- Gunakan tombol kontras, teks to the point.
Contoh: “Mulai Sekarang”, “Coba Gratis 7 Hari” - Jangan ganggu dengan tombol kecil atau teks yang samar
Email:
- Call to Action jangan terlalu jauh, dari isi email
- Hindari “Klik di sini”, ganti jadi: “Cek panduan langkah-langkahnya di sini”
Threads:
- Call to Action di Threads harus natural dan bercerita.
Contoh di akhir utas: “Kalau kamu mau daftar template gratis, yang aku pakai sendiri, balas ‘Template’ atau klik link di bio.” - Threads bukan tempat jualan keras, tapi tempat bangun trust, maka, sisipkan CTA dengan soft.
Mini Studi Kasus: Sebelum & Sesudah Ganti Call to Action
Kasus Dita – Jualan Hampers via Instagram
Awalnya dia pakai Call to Action:
“Lihat Katalog Kami”
Hasilnya: cuma 5 chat dalam seminggu.
Setelah diubah jadi:
“Cek Isi Hampers Sekarang – Klik Link WA”
Chat naik jadi 18 dalam seminggu. Karena CTA-nya lebih personal, lebih mengundang, dan langsung.
Tips Uji Coba Call to Action dan Evaluasi Hasilnya
Jangan langsung puas sama satu CTA. Lakukan tes:
- A/B Testing:
Coba dua versi CTA, dan lihat, mana yang hasilkan lebih banyak klik/chat - Tracking Tools:
Gunakan Bitly untuk lihat jumlah klik
Pakai WhatsApp Business, untuk pantau chat masuk - Durasi Uji:
Tes selama 7 hari, lalu evaluasi
Ganti copy jika hasil gak sesuai

Kesimpulan
“Marketing is no longer about the stuff that you make, but about the stories you tell.”
— Seth Godin
Call to Action itu ujung tombak, dari semua upaya promosi. Dengan kata yang tepat, kamu bukan cuma bikin orang tertarik, kamu bisa bikin mereka langsung bertindak.
Kuncinya? Pahami audiensmu, buat ajakan yang jelas, dan jangan takut, untuk uji coba. CTA yang powerful, bisa bikin konten biasa jadi luar biasa.

FAQ
- Harus berapa kata Call to Action, yang ideal?
- Idealnya 3–7 kata. Singkat tapi jelas, agar langsung terbaca dan tidak bikin ragu.
- Apa bedanya Call to Action, untuk edukasi, dan penjualan?
- CTA edukasi, mengajak belajar, atau tahu lebih banyak. CTA penjualan, langsung mendorong pembelian, atau tindakan spesifik.
- Haruskah setiap post, punya Call to Action?
- Kalau tujuannya mengarahkan audiens, ya harus. CTA bisa eksplisit (“Klik sekarang”) atau implisit (“Lanjut di link bio”).
- Apakah semua CTA, harus dalam bentuk tombol?
- Tidak. Bisa teks, gambar, link, bahkan suara di video — selama konteks dan ajakannya jelas.
- Gimana cara tahu CTA saya, bekerja atau enggak?
- Cek datanya: berapa yang klik, yang daftar, atau yang chat setelah CTA ditampilkan. Gunakan link tracking atau WhatsApp analytics.

Tinggalkan Balasan